all about 'we'

all about 'we'

Sabtu, 29 Januari 2011

Noapte Buna

Noapte Buna



     Gadis itu berdiri,menggelembungkan pipinya,sehingga wajahnya nampak bulat.Ia berjalan,menghampiri kakaknya yang sedang sibuk dengan PSP-nya.
“Kakak,Mama sama Papa kemana?”Tanya gadis itu ketus,lalu menggelembungkan pipinya lagi.Kakaknya yang sejak tadi berkutat dengan PSP-nya,baru sadar akan kehadiran adiknya itu.”Mama sama Papa sedang ada perkerjaan di luar negeri.Sini,Acha duduk di sebelah kakak,”



    Dengan berlari kecil,Acha mendekati kakaknya dan duduk disebelah kakaknya itu.
 “Kak Alvin,tadi Acha lihat…di toko pink berry shop,ada boneka Cleopatra stratan yang lucu itu,lho..aku pengen banget boneka itu.Boleh nggak,kak?”Ujar Acha dengan gaya khas anak kecil yang diayun-ayunkan.Kakaknya yang bernama Alvin itu,meletakkan PSP-nya ke atas meja,lalu merangkul badan adiknya itu.”Apa,sih,yang nggak buat Acha..?Ehm..baiklah kalau begitu,mau beli sekarang,atau kapan..?”Tanya Alvin pada adiknya Acha itu.Acha menarik ujung bibirnya,membentuk seulas senyum,dan memamerkan gigi-giginya.”Hm..nanti aja,deh,kak…hari ini,Acha kan ada les piano,sepulang dari sana,baru beli bonekanya.”Jawab Acha.Alvin tersenyum,lalu mengacak-acak rambut Acha penuh kasih sayang.”Ih..kak Alvin!Rambutku jadi berantakan lagi,nihh…aah…kan,aku sebentar lagi berangkat les..”Sungut Acha.Avin tersenyum.”Yah…Cha,lagian..cuma masalah rambut doang,”Acha menggelembunkan pipinya lagi,masih sebal dengan kakaknya itu.



    Alvin tertawa melihat tingkah laku adiknya ini,masih polos sepolos anak kecil.Ya,memang umur adiknya itu masih 7 tahun.Dan umur Alvin sekarang 15 tahun.
Acha melangkahkan kakinya menuju kamarnya,lalu keluar membawa sisir berwarna pink yang bergambar Cleopatra Stratan itu,penyanyi favoritnya.Acha berlari kecil menuju kakaknya,sambil menyodorkan sisirnya kepada kakaknya,ia berkata,”Sisirin..”Alvin tersenyum,lalu menerima sisir itu dengan anggukan.Adiknya itu duduk didepannya,Alvin yang duduk dibelakangnya,menyisir rambut adiknya itu.Walaupun Alvin laki-laki,ia masih bisa dalam hal-menyisir-menguncir rambut perempuan,tentu bukan karena ia setengah ‘perempuan’,tetapi..karena sudah terbiasa menyisir dan menguncir rambut adiknya itu setiap hari.Alvin membelah dua rambut adiknya,lalu dikepang,dan kepangan itu dijepit ke atas.Simple tetapi manis,sangat cocok dengan adiknya itu.Acha memegang kedua kepangan kakaknya itu,lalu berkata terima kasih dengan sebuah isyarat senyuman,senyuman yang membuat Alvin,kakaknya itu,merasa tenang.“Acha..peri kecilku..”Batin Alvin.
Sekitar lebih kurang jam 2,Alvin menyalakan mesin mobilnya.Ia sudah menggunakan safety beltnya.Disebelahnya,duduk manis peri kecilnya,Acha.Acha mengenakan dress putih,dengan cardigan berwarna pink kesukaan adiknya itu,dan dengan sepatu tali berwarna putih-pink kesayangan adiknya itu.Alvin tersenyum memandangi adiknya.Sebenarnya,ia sudah tak kuat untuk hidup.Ya,orang tua Alvin dan Acha selalu bepergian ,tak pernah ada waktu untuk mereka berdua.Itu membuat Alvin geram.Alvin dan Acha hidup dibesarkan oleh pembantunya,mba Lay.Sehingga,sifat mereka berduapun sama seperti mba-nya itu,bukan seperti orang tua mereka.Acha yang melihat kakaknya hanya tersenyum dan memandanginya dengan tatapan kosong,mengerutkan keningnya.Acha menggerakkan tangannya didepan wajah Alvin.”Kak Alvin..”Alvin masih diam.Acha kembali menyahut kepada kakaknya itu,dengan suaranya yang bak seperti singa gunung, “KAK ALVIIINNNN…!!!!!KAK KODOK..!!!KOKO MEDOK..!!!”Alvin yang walaupun tampangnya bias dibilang ‘cool’ ,tetapi masih ada kekurangannya,dia latah.”Ehguecakepkayakjustinbieberbibirgueseksikayakangelinajolie,”Latahnya Alvin itu sukses membuat Acha tertawa,bahasanya,sih.. *ngakak setan*
“Huwahahahahaha…kak,latah kakak narsis banget,sihh..gak nyambung lagi!Emangnya bibir kakak kayak Angelina Golie apa!Omas kali…uwekkk :P”Alvin tersenyum.Bukannya marah.”Aneh..”Batin Acha.Senyum Alvin itu,mungkin senyum sepanjang sejarah hidupnya,itulah senyum Alvin yang termanis.”Ayolah,kak kodok!Kalau lama begini,aku bisa telat les nanti!Uncle Jo bisa marah denganku!”Alvin yang mendengar celotehan adiknya itu,mengangkat kedua jempolnya sambil tersenyum kepada adiknya itu.
‘Bruumm…..’
Mobil merekapun melaju,menuju sanggar shining star,tempat les piano Acha.
>>>>>>>>>>skip
Sesampainya di tempat les itu,Acha berlari keluar dari mobil,berlari menuju teman-teman sepermainanya,Ray dan Gaby.Alvin yang melihat tingkah adiknya itu hanya menggeleng-gelengkan kepala.”Dasar bocahh..”Pikirnya.
Alvin melenggang keluar dari mobilnya.Setelah mobil benar-benar terkunci,ia berjalan menuju adiknya.
“Cha,kakak tunggu di kantin,ya..”Ujar Alvin pada adiknya itu.Acha tersenyum sambil menganggukkan kepalanya,lalu melanjutkan mengbrol dengan 2 sobat karibnya itu.
Setelah mendapatkan persetujuan (ciah..) dari adiknya,Alvin berjalan menuju kantin sanggar itu.Sesampainya di sana,Alvin duduk.Lalu memesan frozen yoghurt rasa strawberry.
“Ini,mas..pesanannya.Harganya 7 ribu,”Kata seorang pelayan sambil menaruh nampan yang diatasnya terdapat pesanan Alvin tadi.Alvin merogoh selembar uang 5 ribuan dan selembar uang 2 ribuan,lalu memberikannya kepada pelayan itu.Pelayan itu menerimanya dengan tersenyum, “Terima kasih,silahkan menikmati..”
Saat Alvin hendak menyendokkan frozen yoghurtnya kedalam mulutnya,Acha,Ray dan Gaby menghampirinya.”Ada apa,Cha?”Tanya Alvin pada adiknya itu.”Kak,ayo..ikut Acha..”Acha menarik lengan kakaknya itu.Frozen yoghurtnya belum tersentuh sama sekali.Tapi,demi adiknya,tak apalah..
Ternyata,Acha mengajak Alvin agar melihatnya memainkan piano.

^^

   Alvin duduk di bangku khusus untuk penunggu anak-anak yang les disitu.Disitu juga ada Gabriel,kakak Gaby,dan Cakka,kakak dari Ray.Mereka bertiga juga bersahabat,sama dengan adik-adiknya.Alvin menyapa mereka berdua.Cakka dan Gabriel tersenyum,dan membalas sapaan Alvin,”Hai juga..”
“Ini dia..untuk yang pertama,Ray..silahkan maju,nak..”Kata Uncle Jo,guru sanggar di sanggar ini.
Ray mengambil stick drumnya,lalu mulai memainkan drum itu,dengan mimic muka khas-nya,sambil mengelembungkan pipinya.Rambut Ray yang gondrong,terayun kesana kemari karena saking semangatnya ia bermain dengan drumnya.Setelah selesai,Ray kembali duduk ditempatnya semula,disebelah Acha.
“Nah..untuk yang kedua..silahkan,Gaby ,Sivia,dan Angel..”
Mereka bertiga yang dipanggil maju kedepan,Gaby menyiapkan biolanya,sedangkan Sivia dan Angel sudah siap untuk bernyanyi.
Gesekan biola itu mengalun pelan…
Diiringi dengan suara Sivia yang lembut dan suara Angel yang khas itu.

I pray you’ll be our eyes,and watch us where we go..
And help us to be wise in times when we don’t know
Let this be our pray,when we lose our way
Lead us to the place,guide us with your grace…
To a place where we’ll be safe..
(The prayer-Celline dion ft. Josh Gorban)


    Semua tertegun mendengarkan suara gesekan biola dan suara dua bidadari itu,menyatu membuat suatu surga dengan euphoria yang menghiasinya.Sinar matahari yang memantul ke kaca,mengarah kepada mereka.Indah..kata-kata itu yang dapat mengilustrasikan kejadian ini.
Setelah mereka bertiga,tampil anak-anak lain.Ada yang memainkan harpa,suling,harmonica..dan lan-lain.”Dan yang terakhir..ini dia,pianis dari sanggar kita,Acha..”
Jari-jari Acha dengan lincahnya menekan tuts-tuts piano.Alvin,kakaknya,memandanginya sambil tersenyum.Alvin meraih handycam-nya,lalu merekam peri kecilnya itu..

Cum se lasa noapte-n casa
Somnul vine la copii
Sa ne spuna noapte buna
Si povesti la jucarii
In causta lor micuta
Stau piticii neclintiti
Printului si toto sunt fericiti…
Printului si toto sunt fericiti…
Printului si toto sunt fericiti…

Alvin memandangi adiknya itu.Lalu kembali fokus dengan handycam-nya.

Ia din ceruri ii cununa
Luna plina de mister
Unde stele se aduna
Fara numar sus pe cer
In hainuta-I de vapaie
Si frumoasa ca un vis
Ne patrunde in odaei
Chiar de geamul nu mai e deschis..
Chiar de geamul nu mai e deschis..
Chiar de geamul nu mai e deschis..
Iar dimneata prinde viata
A povestilor eroi
Sta in soapta si ne-asteapta
Sa se joace,iar cu noi
Fiecare jucarie
Universul ei intreg
Are suflet si e vie
Numai cei mature nu inteleg…
Numai cei mature nu inteleg…
Numai cei mature nu inteleg…

    Suara tepuk tangan pertama,dari Alvin..selanjutnya,seluruh orang yang ada di ruang sanggar itu ikut bertepuk tangan.Acha tersenyum bangga.Acha berjalan menuju kakaknya,Alvin.Lalu memeluk kakaknya itu.Pelukan hangat penuh kasih sayang dari seorang adik kepada kakaknya.



     Pulangnya,sesuai kesepakatan,mereka pergi ke pink berry shop.Acha bergegas masuk kedalam,Alvin menyusulnya.Tapi,di ambang pintu masuk toko itu ia berhenti.Seorang anak kecil,merengek-rengek meminta dibelikan boneka persis seperti boneka yang Acha mau.Alvin tersenyum,lalu masuk ke dalam toko.
“Acha,kak Alvin pengen Tanya..sesama manusia,harus saling mengasihi,bukan..”Ujar Alvin pada Acha,saat sudah keluar dari toko itu.Langkah Acha terhenti.Ia menganggukkan kepalanya.”Nah..Acha,lihat,deh..anak kecil di sana..”Kata Alvin sambil menunjuk anak yang merengek-rengek tadi.”Dia juga pengen boneka seperti yang dibeli Acha..”


     Seperti mengerti perkataan Alvin,Acha mengangguk-angguk kecil sambil tersenyum.Hari sudah malam waktu itu,dengan penerangan lampu jalan bergaya eropa dan sinar bulan yang memantul dijalanan,Acha berjalan menuju anak tadi.Perempuan yang dituju Acha itu sedang berdiri sambil menangis di bahu kakaknya.
“Keke…kak Rio janji,nanti,kalau sudah ada uang..kak Rio belikan boneka itu,”Kata kakak anak perempuan itu,yang ternyata bernama Rio.Alvin menyusul langkah Acha.Acha meraih kantung belanjanya yang berwarna pink itu,lalu mengambil boneka Cleopatra Stratan pujaannya,lalu menyodorkan boneka itu pada perempuan tadi.”Ini,untuk kamu…”Kata Acha.Perempuan tadi terbelalak kaget,”Sungguh..?”Tanya anak itu.Acha mengangguk.Anak itu tersenyum,mengambol boneka itu,”Terima kasih..”Kata anak perempuan itu.Anak itu meraih kantung kreseknya,mengambil sebuah kalung yang berbandul bintang,lalu menyerahkannya pada Acha.”Untukku..?”Tanya Acha.”Ya..untukmu,terima kasih untuk bonekanya..”Anak itu berlari.Acha belum sempat berkenalan dengannya.Kakak dari anak perempuan itu tersenyum,lalu berterima kasih pada Acha,dan lalu menyusul adiknya itu.Tiba-tiba,hujan turun..membasahi lembaran hidup hari itu.Acha menatap bandul kalung itu,terukir nama ‘Keke’ disitu.Acha tersenyum haru,air matanya turun bersamaan dengan air hujan.Alvin merangkul adiknya kedalam pelukannya,
Acha masih menangis,tapi..disela tangisannya,Acha bernyanyi..


Cum se lasa noapte-n casa
Somnul vine la copii
Sa ne spuna noapte buna
Si povesti la jucarii


Acha mencium bandul kalung itu,sambil berbisik pelan dalam hatinya…

“Noapte buna,keke…”

~Finished at January 29, 2011 17:00 WIB~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar